Materi 2 Sistem Bilangan Operasi dan Kode
Sistem Bilangan Operasi dan Kode
Nama : Ninda Baitza Maulana
NIM : 2303015014
Kelas : 2D Teknik Informatika
Pendahuluan
l Sistem Biner dan Kode – kode digital
merupakan dasar untuk komputer dan elektronika digital secara umum.
l Sistem bilangan biner seperti
desimal, hexadesimal dan oktal juga dibahas pada bagian ini.
l Operasi aritmatika dengan bilangan
biner akan dibahas untuk memberikan dasar pengertian bagaimana komputer dan
jenis – jenis perangkat digital lain bekerja.
Sistem
Bilangan
·
Desimal : 0~9
·
Biner : 0~1
·
Oktal : 0~7
·
Hexadesimal : 0~F
Bilangan
Desimal
Dalam
setiap bilangan desimal terdiri dari 10 digit, 0 sampai dengan 9
Contoh:
Ungkapkan bilangan desimal 2745.214 sebagai penjumlahan nilai setiap
digit.
Bilangan Biner
l Sistem Bilangan biner merupakan cara
lain untuk melambangkan kuantitas, dimana 1 (HIGH) dan 0 (LOW).
l Sistem bilangan biner mempunyai
nilai basis 2 dengan nilai setiap posisi dibagi dengan faktor 2:
Konversikan
seluruh bilangan biner 1101101 ke desimal
Hasil:
Nilai
: 26 25 24
23 22 21 20
Biner
: 1
1 0 1
1 0 1
1101101 = 26
+ 25 + 23 + 22 + 20
= 64 + 32 + 8 + 4 + 1 = 109
Contoh :
Konversikan
seluruh bilangan biner 1101101 ke desimal
Hasil:
Nilai
: 26 25 24
23 22 21 20
Biner
: 1
1 0 1
1 0 1
1101101 = 26
+ 25 + 23 + 22 + 20
= 64 + 32 + 8 + 4 + 1 = 109
Aplikasi
Digital
Ilustrasi
sebuah penggunaan hitungan biner sederhana.
Konversi
Desimal ke Biner
l Metode Sum-of-Weight.
l Pengulangan pembagian dengan Metode
bilangan 2.
l Konversi fraksi desimal ke biner.
Metode
Sum-of-Weight
Binary
Arithmetic
Aritmetika biner
penting dalam semua komputer digital dan banyak sistem digital lainnya.
Penambahan, Pengurangan, Perkalian, dan Pembagian.
Binary
Addition
The four
basic rules for adding binary digits (bits) are as follows:
0 + 0 = 0 sum of 0 with a
carry of 0
0 + 1 = 1 sum of 1 with a
carry 0f 0
1 + 0 = 1 sum of 1 with a
carry of 0
1+ 1 = 10 sum of 0 with a
carry 0f 1
Binary
Subtraction
The four
basic rules for subtracting bits are as follows:
0 – 0 = 0
1 – 1 = 0
1 – 0 = 1
10 – 1 = 1 0 –
1 with a borrow of 1
Binary
Multiplication
The four
basic rules for multiplying bits are as follows:
0 X 0 = 0
0 X 1 = 0
1 X 0 = 0
1 X 1 = 1
Binary
Division
Pembagian dalam biner mengikuti prosedur yang sama dengan
pembagian dalam desimal
1’s and
2’s Complements of Binary Numbers
Komplemen-1 dan Komplemen-2 dari Bilangan Biner sangat
penting karena mereka memungkinkan representasi angka negatif. Metode
aritmatika Komplemen-2 umumnya digunakan dalam komputer untuk menangani angka
negatif.
Finding
the 1’s Complement
Komplemen-1
dari sebuah bilangan biner ditemukan dengan mengubah semua digit 1 menjadi 0
dan semua digit 0 menjadi 1.
Example:
1 0 1 1 0 0
1 0 (Binary Number)
0 1 0 0 1 1
0 1 (1’s Complement)
Finding
the 2’s Complement
Komplemen-2 dari sebuah bilangan biner ditemukan dengan
menambahkan 1 ke LSB (Least Significant Bit) dari komplemen-1.
Alternative
Method to find 2’s Complement
Mulai dari kanan dengan LSB dan tulis bit seperti adanya
sampai dan termasuk bit pertama yang bernilai 1. Ambil komplemen-1 dari sisa
bit tersebut.
Alternative
Method to find 2’s Complement
Mulailah dari kanan dengan bit terkecil (LSB) dan tulis bit
sebagaimana adanya hingga dan termasuk bit pertama yang bernilai 1. Ambil
komplemen-1 dari bit-bit yang tersisa.
Signed
Numbers
Sistem digital, seperti komputer, harus mampu menangani baik
angka positif maupun negatif. Sebuah bilangan biner ber-tanda terdiri dari
informasi tanda dan magnitudo. Tanda mengindikasikan apakah sebuah angka
positif atau negatif, dan magnitudo adalah nilai dari angka tersebut. Ada tiga
bentuk dalam representasi bilangan bulat (keseluruhan) yang dapat dilakukan
dalam bentuk biner:
1. Tanda-Magnitudo
2. Komplemen-1
3. Komplemen-2
The Sign
Bit
Bit paling kiri dalam sebuah bilangan biner ber-tanda adalah
bit tanda, yang memberitahu apakah bilangan tersebut positif atau negatif.
0 =
Positive Number and 1 = Negative Number
Sign-Magnitude
Form
Ketika sebuah bilangan biner ber-tanda direpresentasikan
dalam tanda-magnitudo, bit paling kiri adalah bit tanda dan bit-bit yang
tersisa adalah bit magnitudo. Bit-bit magnitudo tersebut adalah dalam bentuk
biner yang sebenarnya (tidak dikomplemen) baik untuk angka positif maupun
negatif.
1’s
Complement Form
Angka positif dalam bentuk komplement-1 direpresentasikan
dengan cara yang sama seperti angka positif dalam bentuk tanda-magnitudo.
Namun, angka negatif adalah komplement-1 dari angka positif yang sesuai.
Contoh: Angka desimal -25 diungkapkan sebagai komplement-1 dari +25 (00011001)
menjadi (11100110).
2’s
Complement Form
Dalam bentuk komplement-2, sebuah angka negatif adalah
komplement-2 dari angka positif yang sesuai.
The
Decimal Value of Signed Numbers
Sign-Magnitude:
Nilai desimal dari angka positif dan negatif dalam bentuk
tanda-magnitudo ditentukan dengan menjumlahkan bobot di semua posisi bit
magnitudo di mana terdapat angka 1 dan mengabaikan posisi-posisi di mana
terdapat angka 0.
Arithmetic
Operations with Signed Number
Di bagian
ini, kita akan belajar bagaimana angka-angka ber-tanda dijumlahkan,
dikurangkan, dikalikan, dan dibagi. Bagian ini hanya akan membahas tentang
aritmatika komplement-2, karena itu digunakan secara luas dalam komputer dan
sistem berbasis mikroprosesor.
Hexadecimal
Numbers
Sebagian besar sistem digital berurusan dengan kelompok bit
dalam kekuatan genap dari 2 seperti 8, 16, 32, dan 64 bit. Heksadesimal
menggunakan kelompok 4 bit. Basis 16, dengan 16 simbol yang mungkin, yaitu 0-9
dan A-F, memungkinkan penanganan yang nyaman dari rangkaian biner yang panjang.
Untuk mengonversi dari heksadesimal ke desimal, Anda
mengalikan setiap digit heksadesimal dengan bobot posisinya dan kemudian
menjumlahkannya.
Misalkan kita memiliki sebuah bilangan heksadesimal
"3A5".
Bobot posisi digit:
- Digit paling kanan (paling kecil) memiliki bobot 16^0 = 1.
- Digit kedua dari kanan memiliki bobot 16^1 = 16.
- Digit paling kiri (paling besar) memiliki bobot 16^2 =
256.
Dengan memperhitungkan bobot posisinya, kita dapat
mengonversi bilangan heksadesimal ke desimal sebagai berikut:
Desimal = (3 * 16^2) + (A * 16^1) + (5 * 16^0)
Untuk digit "A", kita menggantikannya dengan nilai
desimal yang sesuai, yaitu 10.
Desimal = (3 * 256) + (10 * 16) + (5 * 1)
= 768 + 160 +
5
= 933
Jadi, bilangan heksadesimal "3A5" setara dengan
bilangan desimal 933.
Untuk mengonversi dari desimal ke heksadesimal menggunakan
metode pembagian berulang, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Bagi bilangan desimal dengan 16.
2. Catat sisa pembagian sebagai digit terakhir (MSB)
bilangan heksadesimal.
3. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan hasil pembagian
sebagai bilangan desimal baru sampai hasil pembagian menjadi 0.
4. Catat sisa-sisa pembagian dalam urutan terbalik sebagai
digit bilangan heksadesimal.
Misalkan kita ingin mengonversi bilangan desimal 933 ke
heksadesimal:
1. 933 dibagi oleh 16, hasilnya 58 dengan sisa 5. Sisa 5
adalah digit terakhir.
2. 58 dibagi oleh 16, hasilnya 3 dengan sisa 10. Karena sisa
10 lebih besar dari 9, kita gunakan huruf A sebagai digit heksadesimal.
3. 3 dibagi oleh 16, hasilnya 0 dengan sisa 3. Sisa 3 adalah
digit pertama (MSB).
Jadi, 933 dalam heksadesimal adalah 3A5.
l Example of hex to binary conversion:
Heksadesimal berguna untuk merepresentasikan rangkaian
panjang bit. Memahami proses konversi dan menghafal pola 4 bit untuk setiap
digit heksadesimal akan membuktikan nilai yang berharga nantinya.
BCD
Binary Coded Decimal (BCD) merupakan cara lain untuk
menyajikan angka desimal dalam bentuk biner. BCD banyak digunakan dan
menggabungkan fitur dari kedua sistem desimal dan biner. Setiap digit
dikonversi menjadi ekivalen biner.
Untuk mengonversi angka 87410 ke BCD, setiap digit desimal
direpresentasikan menggunakan 4 bit biner. Setiap grup 4 bit tidak pernah lebih
besar dari 9. Prosesnya adalah sebagai berikut:
Angka desimal 8 direpresentasikan dalam BCD sebagai 1000.
Angka desimal 7 direpresentasikan dalam BCD sebagai 0111.
Angka desimal 4 direpresentasikan dalam BCD sebagai 0100.
Gabungkan ketiga grup 4-bit untuk mendapatkan hasil BCD:
100001110100BCD.
Untuk mengonversi dari BCD ke desimal, Anda cukup
membalikkan proses tersebut dengan membagi grup 4 bit menjadi digit desimal dan
menggabungkannya untuk mendapatkan angka desimal yang sesuai.
BCD bukanlah sebuah sistem bilangan, melainkan sebuah angka
desimal dengan setiap digitnya dienkoding ke ekivalen binernya. Sebuah angka
BCD tidak sama dengan angka biner langsung. Keuntamaan utama dari BCD adalah
kemudahan relatif dalam mengonversi dari dan ke desimal.
Alphanumeric
Codes
ASCII (American Standard Code for Information Interchange)
merupakan representasi karakter dan fungsi yang ditemukan pada papan ketik
komputer. ASCII menggunakan kode tujuh bit, sehingga terdapat 128 kelompok kode
yang mungkin. Tabel 2-4 mencantumkan kode-kode ASCII standar. Contoh
penggunaannya adalah untuk mentransfer informasi antara komputer, antara
komputer dan printer, dan untuk penyimpanan internal.
Back link OLU UHAMKA
Komentar
Posting Komentar